Kamis, 31 Januari 2013

ARTIKEL KESEHATAN LINGKUNGAN

Fenomena Kesehatan Lingkungan Sekitar Kita

I. Pendahuluan

Setiap peralihan musim, terutama dari musim kemarau kemusim penghujan, kita menyaksikan berbagai masalah kesehatan melanda tanah air kita, termasuk yang paling sering terjadi ádalah wabah demam berdarah (dengue fever). Sebagian masalah ini langsung atau tidak langsung terkait dengan Global Enviromental Change (GEC) atau perubahan lingkungan global. Kesehatan Populasi manusia manapun, jika ditinjau secara mendasar, terkait dengan kondisi social dan lingkungan. Sementara selama berabad-abad masyarakat manusia memperoleh keuntungan tetapi juga kerugian dari perubahan-perubahan yang mereka lakukan terhadap lingkungan lingkungan sekitarnya. Nampaknya serangan berbagai wabah penyakit menuntun kita untuk lebih arif memperhatikan dan memperlakukan lingkungan sekeliling. Bagi para peneliti, kondisi ini menjadi tantangan ilmiah sekaligus menjadi tantangan kemanusian, sampai sejauh mana aktifitas penelitian mampu menjawab permasalahan kesehatan masyarakat, satu masalah riil yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

Seperti kita ketahui bersama, akhir-akhir ini masalah tentang global change banyak diangkat. Berbagai perubahan sosial, ekonomi, budaya, teknologi dan politik mengharuskan jalinan hubungan di antara masyarakat manusia di seluruh dunia. Fenomena ini dirangkum dalam terminologi globalitation. Ditengah riuh rendah globalisasi inilah muncul wacana GEC. GEC sendiri diartikan sebagai perubahan dalam sekala besar pada sistim bio fisik dan ekologi yang disebabkan aktifitas manusia. Perubahan ini terkait erat dengan sistem penunjang kehidupan planet bumi (Life Support Sistem). Ini terjadi melalui proses historis panjang dan melupakan agregasi pengaruh kehidupan manusia terhadap lingkungan, yang tergambar misalnya pada angka populasi yang terus meningkat, aktifitas ekonomi, dan pilihan-pilihan teknologi dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Saat ini pengaruh dan beban terhadap lingkungan hidup sedemikian besar sehingga mulai terasa gangguan ganguan terhadap sistem bumi kita.

GEC yang terjadi seiring tekanan besar yang dilakukan manusia terhadap sistem alam sekitar , menghadirkan berbagai macam resiko kesehatan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Sebagai contoh, kita terus mempertinggi konsentrasi gas-gas tertentu yang menyebabkan meningkatnya

efek alami rumah kaca (Green House) yang mencegah bumi dari pendinginan alami (Frezing). Selama abad 20 ini, suhu rata-rata permukaan bumi meningkat sekitar 0,6 derajat celsius dan 2/3 pemanasan ini terjadi sejak tahun 1975. GEC penting lainnya adalah menipisnya lapisan ozon, hilangnya keanekaragaman hayati (Biodifersiti) degradasi kualitas lahan, penangkapan ikan melampaui batas (Ofer Fising), terputusnya siklus unsur-unsur penting (misalnya Nitrogen, Sulfur, Fospor), berkurangnya suplai air bersih, urbanisasi dan penyebaran global berbagai polutan organik. Dari kaca mata kesehatan, hal-hal diatas mengindikasikan bahwa kesehatan umat manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terjadi di luar batas kemampuan daya dukung ruang lingkungan dimana mereka hidup.

Dalam sekala global, selama seperempat abad kebelakang mulai tumbuh perhatian serius dari masyarakat ilmiah terhadap penyakit-penyakit yang terkait dengan masalah lingkngan seperti kangker yang disebabkan racun tertentu (Toksin Related Cancer) kelainan reproduksi atau gangguan pernafasan dan paru-paru akibat polusi udara secara institusional. Internasional Human Demision Programmer on Global Enviromental Change (IHDP) membangun kerjasama reset dengan Earth Sistem Science Parnertship dalam menyongsong tantangan permasalahan kesehatan dan GEC

Pengaruh perubahan iklim global terhadap kesehatan umat manusia bukan pekerjaan mudah. Dibutuhkan kerja keras dan kedekatan interdisiplin diantaranya dari studi evolosi, biogeografi, ekologi dan ilmu sosial. Disisi lain kemajuan teknik pengindraan jauh (Remote sensing) dan aplikasi-aplikasi sitem informasi geografis akan memberikan sumbangan berarti dalam melakukan monitoring lingkungan secara multi temporal dan multi spatial resolution. Dua faktor ini sangat relefan dengan tantangan studi GEC kesehatan lingkungn yang memerlukan analisa historis keterkaitan GEC dan kesehatan serta analisa pengaruh GEC ditingkat lokal, regional hingga global.

II. Bagaimana GEC Mempengaruhi Kesehatan Manusia ?

Ada tiga alur tingkatan pengaruh GEC terhadap kesehatan (Perhatikan Ilustrasi Gambar). Pengaruh ini dari urutan atas kebawah menunjukkan peningkatan kompleksitas dan pengaruhnya bersifat semakin tidak langsung pada kesehatan.Pada alur paling atas terlihat contoh bagaimana perubahan pada kondisi mendasar lingkungan fisik (contohnya: suhu ekstrim atau tingkat radiasi ultra fiolet) dapat mempengaruhi biologi manusia dan kesehatan secara langsung (misalnya sejenis kangker kulit ) alur pada dua tingkatan ini, ditengah dan dibawah mengngilustrasikan proses-proses dengan kompleksitas lebih tinggi termasuk hubungan antara kondisi lingkungan, fungsi-fungsi ekosistim dan kondisi sosial ekonomi.

Alur tengah dan bawah menunjukkan tidak mudahnya menemukan korelasi langsung antara perubahan lingkungan dan kondisi kesehatan. Akan tetapi dapat ditarik benang merah bahwa perubahan-perubahan lingkungan ini secara langsung atau tidak langsung bertanggung jawab atas faktor-faktor penyangga utama kesehatan dan kehidupan manusia seperti produksi bahan makanan, air bersih, kondisi iklim, keamanan fisik, kesejahteraan manusia, dan jaminan keselamatan dan kualitas sosial. Para praktisi kesehatan dan lingkunganpun akan melakukan banyak domain permasalahan baru disini, memambah deretan permasalahan pemunculan toksi ekologi lokal, sirkulasi lokal penyebab infeksi, sampai kepengaruh lingkungan dalam skala besar yang bekerja pada gangguan kondisi ekologi dan proses penyangga kehidupan ini. Jelaslah bahwa resiko terbesar dari GEC atas kesehatan dialami mereka yang paling rentan lokasi geografisnya atau paling rentan tingkat sumber daya sosial dan ekonominya.

III. Aktifitas Ilmiah Lingkungan Kesehatan.

Sebagaimana disinggung diatas masyarakat manusia sangat berfariasi dalam tingkat kerentanan terhadap serangan kesehatan. Kerentanan ini merupakan fungsi dari kemampuan masyarakat dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim dan lingkungan . Kerentanan juga tergantung pada beberapa faktor seperti kepadatan penduduk, tingkat ekonomi, ketersediaan makanan, kondisi lingkungan lokal, kondisi kesehatannya itu sendiri, dan kualitas serta ketersediaan fasitas kesehatan publik.

Wabah demam berdarah yang melanda negeri kita menyiratkan betapa rentannya kondisi kesehatan lingkungan di Indonesia saat ini baik dilihat dari sisi antisipasi terhadap wabah, kesigapan penangulangannya sampai pada penanganan para penderita yang kurang mampu. Merebaknya wabah dikawasan urban juga menyiratkan kerentanan kondisi lingkungan dan kerentanan sosial ekonomi. Hal ini terkait dengan patron penggunaan lahan, kepadatan penduduk, urbanisasi, meningkatnya kemiskinan dikawasan urban selain faktor lain seperti rendahnya pemberantasan nyamuk vektor penyakit sejak dini atau resistensi nyamuk sampai kemungkinan munculnya starain atau jenis virus baru.

Pada dekade lalu penelitian ilmiah yang menghubungkan pengaruh perubahan iklim global terhadap kesehatan dapat dirangkum dalam tiga kategori besar. Pertama Studi-studi empiris untuk mencari saling hubungan anatara kecenderungan dan fariasi iklim dengan keadaaan kesehatan. Kedua Studi-studi untuk mengumpulkan bukti-bukti munculnya masalah kesehatan sebagai akibat perubahan iklim. Ketiga Studi-studi permodelan kondisi kesehatan dimasa depan. Penelitian empiris jenis pertama dan kedua dimanfaatkan untuk mengisi kekosongan pengetahuan serta memperkirakan kondisi kesehatan sebagai tanggapan terhadap perubahan iklim dan lingkungan (Scenari Basic Help Risk Asesment)

Akan tetapi, meningbang fariasi kerentangan sosial ekonomi yang telah kita singgung keberhasilan sumbangan ilmiah diatas hanya akan optimal jika didukung paling tidak dua faktor lain, yaitu faktor administratif-legislatif dan faktor kurtural-personal (kebiasaan hidup). Administrasi- Legislatif adalah pembuatan aturan yang memaksa semua orang atau beberapa kalangan tertentu untuk melakukan tindakan-tindakan prefentif dan penangulangan menghadapi masalah ini. Cakupan kerja faktor ini adalah dari mulai tingkatan supra-nasoinal, nasional sampai tingkat komunitas tertentu. Selanjutnya secara kurtural-personal masyarakat didorong secara sadar dan sukarela untuk melakukan aksi-aksi yang mendukung kesehatan lingkungan melalui advokasi, pendidikan atau insentif ekonomi. Faktor ini dikerjakan dari tingkatan supra-nasional sampai tingkat indifidu.

IV. Catatan Penutup.

Sejauh pengamat penulis, aktifitas penelitian yang menghubungkan kajian lingkungan dan kesehatan secara integral serta kerja praktis sistematis dari hasil penelitian ilmiah diatas masih sangat sedikit dilakukan di Indonesia. Menghadapi tantangan lingkungan dan kesehatan ini diperlukan terobosan-terobosan institusional baru diantara lembaga terkait lingkungan hidup dan kesehatan, misalnya dilakukan rintisan kerjasama intensif yang diprakarsai oleh Departemen Kesehatan, Departemen Sosial dan Lingkungan Hidup bersama lembaga penyedia data keruangan seperti Bakosurtanal (pemetaan) dan LAPAN (analisa melalui citra satelit). Untuk mewujudkan kerja sama di tataran praktis komunitas atau LSM pemerhati lingkungan hidup musti berkolaborasi dengan Ikitan Dokter Indonesia bersama assosiasi profesi seperti Ikatan Surveyor Indonesia (ISI) masyarakat penginderaan jauh (MAPIN) dalam mewujudkan agenda-agenda penelitian dan program-program penanganan kesehatan dan perubahan lingkungan ditingkat lokal hingga nasional.

Hadirnya wacana dan penelitian GEC dengan kompleksitas , ketidakpastian konsep-metodelogi, dan perubahan-perubahan besar dimasa depan telah menghadirkan tantangan-tangan dan tugas-tugas bagi komunitas ilmiah, masyarakat dan para pengambil kepetusan. Penelitian ilmiah yang cenderung lamban kini harus berganti dengan usaha-usaha terarah dan cepat menghadapi urgensi penanganan masalah kesehatan lingkungan. Kemudian dalam gerak cepat pula informasi yang dihasilka dunia ilmiah, walaupun dengan segala ketidaksempurnaan dan asumsi-asumsi, didorong untuk memasuki arena kebijakan. Masalah kesehatan dan GEC ini merupakan issu krusial dan bahkan isu sentral dalam diskursus internasional seputar pembangunan yang berkelanjutan (Sutainabel Development).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar